Sorong — Laksamana Pertama TNI (Purnawirawan) Dick Henk Wabiser menyampaikan pokok-pokok pemikirannya mengenai percepatan pembangunan Papua Barat Daya. Dalam konsep yang sederhana namun strategis ini, Wabiser menekankan pentingnya pemanfaatan potensi daerah yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, untuk menjadikan Papua Barat Daya sebagai pusat perdagangan di Kawasan Timur Indonesia, dengan proyeksi jangka panjang menjadi pusat perdagangan internasional di wilayah Asia-Pasifik-Australia.
Visi dan Misi Pembangunan Papua Barat Daya
Visi utama percepatan pembangunan Papua Barat Daya, menurut Wabiser, adalah terwujudnya pembangunan ekonomi yang bertumpu pada pemanfaatan potensi daerah, baik yang terbarukan maupun tidak terbarukan, secara berkesinambungan. Dalam misi yang disampaikannya, Wabiser berfokus pada penerapan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang berlandaskan iman dan takwa, serta pengembangan potensi daerah yang ramah lingkungan untuk mendorong ekonomi rakyat.
Strategi Jangka Panjang
Wabiser juga memaparkan tiga strategi jangka panjang untuk mewujudkan visi tersebut:
1. Strategi Pertumbuhan : Mengintensifkan pemanfaatan potensi daerah yang berorientasi pada industri pengolahan, ekspor, dan perdagangan dunia, terutama di wilayah Asia-Pasifik. Tujuan utama adalah meningkatkan nilai tambah dan daya saing potensi daerah di pasar global.
2. Strategi Optimalisasi : Mengembangkan SDM yang berkualitas melalui pendidikan dan pelatihan, serta meningkatkan investasi dan manajemen potensi daerah. Tujuannya adalah meningkatkan produktivitas SDM dan memaksimalkan pemanfaatan potensi daerah yang memiliki keunggulan komparatif.
3. Strategi Diversifikasi : Mengembangkan pemanfaatan potensi pembangunan yang ada dengan diversifikasi produk berbasis teknologi. Tujuannya adalah meningkatkan nilai tambah potensi pembangunan melalui inovasi produk yang menggunakan IPTEK.
Tiga Belas Kebijakan Khusus Percepatan Pembangunan
Wabiser juga memperkenalkan 13 kebijakan khusus untuk mempercepat pembangunan Papua Barat Daya. Beberapa di antaranya meliputi:
- Pelaksanaan otonomi daerah dengan meningkatkan peran serta masyarakat dan kemampuan aparatur;
- Pengembangan wilayah dan sektor unggulan seperti industri, pertanian, peternakan, perikanan, dan pariwisata;
- Pengembangan dunia usaha dengan menciptakan iklim usaha yang kondusif;
- Penanggulangan kemiskinan dengan peningkatan peran pengusaha di bidang pertanian, perikanan, dan sektor produktif lainnya.
Kebijakan Eksternal dan Internal
Lebih lanjut, Wabiser memaparkan beberapa kebijakan eksternal, seperti subsidi untuk pengadaan sembako, bantuan sarana produksi, penanggulangan pengangguran, serta bantuan obat-obatan dan pendidikan. Selain itu, terdapat kebijakan internal untuk meningkatkan profesionalisme dan pelayanan pemerintah kepada masyarakat, serta dialog yang lebih terbuka antara aparatur dan masyarakat.
Mengatasi Kesenjangan
Untuk mengatasi kesenjangan antar-golongan dan antar-wilayah, Wabiser menekankan pentingnya penataan ulang peraturan pemerintah yang mendukung kehidupan ekonomi rakyat, perlindungan hukum, dan pengembangan sarana prasarana transportasi di daerah terpencil.
Menurut Laksamana TNI (Purn) Dick Henk Wabiser, percepatan pembangunan di Papua Barat Daya membutuhkan komitmen yang kuat dan kolaborasi semua pihak. “Old soldiers never die,” tuturnya menegaskan semangat juang dan dedikasinya untuk pembangunan wilayah tersebut.
Papua Barat Daya diharapkan bisa menjadi contoh sukses pembangunan daerah berbasis potensi lokal yang berkelanjutan, sekaligus menguatkan posisi Indonesia di percaturan ekonomi internasional.